Postingan

Menampilkan postingan dari 2012
Kisi-Kisi UTS Jumat, 7 Desember 2012 FISIP Semester I (Filsafat Ilmu dan Etika Akademik) Dosen: Agus Heriyanto, SH, M.Pd. Pengertian Filsafat Ilmu Fungsi Filsafat Ilmu Empat Substansi Filsafat Ilmu Perbedaan Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan Landasan Epistemologis Ilmu Pengetahuan Pengertian Sikap Ilmiah Beberapa sikap ilmiah menurut Mukayat Brotowidjoyo KISI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) SEMESTER VII FISIP ( 5 DESEMBER 2012 ) MATA KULIAH : HUKUM POLITIK PERTANAHAN Jelaskan Dasar Hukum Hak atas Tanah di Indonesia Jelaskan Pengertaian (a) Hal milik (b) Hak Guna Usaha (c) Hak Guna Bangunan berdasarkan UU No. 5 Tahun 1960  Tentang UUPA Jelaskan asas-asas pendaftaran tanah berdasarkan PP RI Nomor 24 Tahun 1997 Jelaskan Tujuan Pendaftaran Tanah Jelaskan beberapa hal sebab-sebab jhak atas tanah jatuh  kepada negara 
ISI - KISI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) SEMESTER VII FISIP ( 5 DESEMBER 2012 ) MATA KULIAH : HUKUM POLITIK PERTANAHAN Jelaskan Dasar Hukum Hak atas Tanah di Indonesia Jelaskan Pengertaian (a) Hal milik (b) Hak Guna Usaha (c) Hak Guna Bangunan berdasarkan UU No. 5 Tahun 1960  Tentang UUPA Jelaskan asas-asas pendaftaran tanah berdasarkan PP RI Nomor 24 Tahun 1997 Jelaskan Tujuan Pendaftaran Tanah Jelaskan beberapa hal sebab-sebab jhak atas tanah jatuh  kepada negara KISI - KISI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) SEMESTER I FISIP ( 7 DESEMBER 2012 ) MATA KULIAH : FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN DAN ETIKA AKADEMIK (Dapat diakses mulai hari Kamis tanggal 6 Desember 2012) Selamat Menempuh Ujian Tengah Semester " Semoga Sukses "

MATERI KULIAH SEMESTER I FISIP

MATERI KULIAH SEMESTER I FISIP Substansi Filsafat Ilmu Telaah tentang substansi Filsafat Ilmu, Ismaun (2001) memaparkannya dalam empat bagian, yaitu substansi yang berkenaan dengan: (1) fakta atau kenyataan, (2) kebenaran (truth), (3) konfirmasi dan (4) logika inferensi. 1.Fakta atau kenyataan Fakta atau kenyataan memiliki pengertian yang beragam, bergantung dari sudut pandang filosofis yang melandasinya. Positivistik berpandangan bahwa sesuatu yang nyata bila ada korespondensi antara yang sensual satu dengan sensual lainnya. Fenomenologik memiliki dua arah perkembangan mengenai pengertian kenyataan ini. Pertama, menjurus ke arah teori korespondensi yaitu adanya korespondensi antara ide dengan fenomena. Kedua, menjurus ke arah koherensi moralitas, kesesuaian antara fenomena dengan sistem nilai. Rasionalistik menganggap suatu sebagai nyata, bila ada koherensi antara empirik dengan skema rasional, dan Realisme-metafisik berpendapat bahwa sesuatu yang nyata bila ada koherensi an